Tulisan ini bagian dari ebook Writerpreneur 101: The Ultimate Guide, kamu baca lebih lengkap di ebook, itu ya?
Saya Pengen Jadi Writerpreneur
Tahun 2012 adalah tahun pertama saya belajar menulis.
Bayangkan, sekarang sudah tahun 2021. Berarti sekitar 8 tahun yang lalu saya belajar menulis.
Buku panduan menulis yang saya baca pertama kali di tahun 2013 adalah Kitab Writerpreneur karya Sofie Beatrix.
Wah, dulu mencari buku itu susah banget, karena udah nggak terbit dan dijual di Gramedia.
Karena dulu nggak semudah sekarang, yang tinggal buka marketplace, langsung muncul deh.
Dulu, saya membeli buku Kitab Writerpreneur di Grazera.com yang sekarang jadi Gramedia.com.
Sempat deg-degan kok lama banget buku yang saya pesan itu sampai ke rumah.
Tapi…
Hingga akhirnya buku itu sampai pada tanggal 17 Desember 2013. Kenapa hafal banget? Karena setiap buku yang saya beli, saya beri tanggal dan nama. 😀
Wah, excited banget baca buku itu. Ya, siapa sih yang nggak kepengen jadi writerpreneur.
Saat itu saya masih sekolah madrasah aliyah alias SMA kelas 12. Jadi saya mulai berpikir “setelah sekolah ngapain ya?” Nah, makanya saya pengen jadi writerpreneur.
Karena kegilaan saya terhadap buku, saya jadi banyak membaca buku tentang panduan menulis.
Sampai pada akhirnya saya mendapatkan kutipan “kalau mau jadi Penulis, ya menulis. Bukan banyak baca buku tentang menulis”. JLEB!
Sejak saat itu saya berhenti membeli buku tentang menulis dan mulai menulis. Kalau kamu udah baca Panduan Penulis, mungkin udah tau cerita detailnya.
Kamu udah baca belum? Kalau belum download aja gratis di panduanpenulis.com.
Apa itu Writerpreneur?
Entah siapa yang mempopularkan kosa kata “writerpreneur” ini, tapi yang jelas kita mesti berterima kasih, sehingga kita tau ada profesi lain yang bisa kita jalani.
Namun yang jelas, saya tau kata writerpreneur ya dari Kitab Writerpreneur karya Sofie Beatrix.
Yang saya ketahui dia yang memiliki agency Penulis, namanya AsaMediaMu. Mungkin kamu pernah tau itu?
Mari kita pisahkan dulu kata writerpreneur. Karena mengandung dua kosa kata, writer dan entrepreneur. Writer artinya penulis, entrepreneur artinya pebisnis.
Kalau menurut definisi ImpactfulWriting.com:
“Writerpreneur adalah penulis yang berbisnis dengan menjual karya tulisannya sendiri, tetap menghasilkan meski nggak menulis bahkan sedang tidur sekalipun.”
“WAH, mantap banget Kadika. Kok kayak passive income, ya?”
Ya persis, deh. Cuman kita tetap melakukan promosi agar tetap ada yang beli.
Itulah kenapa Impactful Writing di awal tahun 2020 meluncurkan program Penulispreneur dengan tagline “Nulisnya Sekali, Untungnya Berkali-kali”.
Namanya juga entrepreneur alias pebisnis, berarti ada sesuatu yang dijual.
Karena memang se-asyik dan se-nikmat itu menjadi writerpreneur. Kalau kamu penasaran, baca sampai habis, ya?
Bayangin aja kalau kamu ingin menjadi writerpreneur tapi masih berpikir takut jualan, takut dikira mencari untung, bahkan dikira menulis hanya karena uang.
WAH, jangan berharap bisa menjadi writerpreneur, kalau masih ada perasaan dan pikiran seperti itu.
Tapi jangan khawatir, Kadika akan mengupasnya secara tuntas sampai kamu puas. Hehehe…
Ya, namanya entrepreneur mesti menciptakan produk yang menjadi solusi atas permasalahan banyak orang.
Itulah kenapa uang adalah dampak dari tulisan yang menawarkan solusi, memberi sudut pandang baru, hingga membangkitkan kembali semangat hidup seseorang.
Semakin excited menjadi writerpreneur?