“Jika Anda memprioritaskan pengetahuan dan pemahaman, uang akan terus datang.” – Wilson Law
Kemungkinan yang membaca tulisan adalah:
- Freelance content writer yang ingin meningkatkan penghasilan
- Content writer yang bekerja di perusahaan yang ingin menambah penghasilan
Dan siapa pun content writer yang ingin bisa dibayar mahal, iya?
Teruslah membaca hingga kamu mendapatkan pemahaman utuh.
Mari kita lanjut…
Kunci Meningkatkan Penghasilan
“Anda harus mengambil tanggung jawab pribadi. Anda tidak bisa mengubah keadaan, musim, atau angin, tetapi Anda bisa mengubah diri sendiri. Itu adalah sesuatu yang Anda kendalikan.” – Jack Canfield, penulis The Success Principles
Sepengamatan kami, ada saja content writer yang mengeluhkan penghasilannya atau jasanya dibayar rendah. Padahal ada pilihan untuk tidak mengambilnya.
Inilah tanda, kurangnya bertanggung jawab pada diri sendiri. Karena kita nggak bisa mengubah keadaan, tapi kita bisa mengubah diri kita.
Tentu saja itu bukan kamu. ☺️
Karena buktinya, ketika kamu membaca blog post ini sampai tuntas, kamu sedang belajar bertanggung jawab,
…yakni alih-alih menyalahkan keadaan, kamu memilih menciptakaan keadaan yang diinginkan, yakni keluar dari underpaid atau gimana cara dibayar mahal.
Bertanggung jawab rasanya nggak nyaman, tapi memang baik untuk kesehatan mental.
Salah satu sebab kita belum bertanggung jawab penuh atas diri kita adalah, masih sering menyalahkan orang lain, keadaan, sistem, atau apa pun itu.
Padahal ketidaksesuaian itu terjadi di luar kendali atau hasil dari tindakan kita sebelumnya.
Untuk menciptakan perubahan hidup, ketika terjadi masalah, yang pertama kali yang perlu disalahkan, adalah diri sendiri.
Tapi, ini tidak sama dengan merasa bersalah terus-menerus, menyalahkan diri sendiri di sini adalah, upaya memegang kendali penuh—tanggung jawab—atas tindakan diri sendiri.
Pernah suatu hari minta tolong dibelikan obat untuk nyeri kaki, tapi karena lupa tidak memerhatikan resep yang di-forward, alhasil membeli obat yang sudah ada, dan itu harganya tidak murah.
Setelah dicek, ya, memang salah sendiri nggak menghapus list obat yang perlu dibeli.
So, apa pun yang kamu lakukan, bertanggungjawablah 100%.
Ada lain contoh lain, misalnya ketika seseorang lulus kuliah, tapi nggak dapat pekerjaan atau tidak tercapainya impian, eh, malah nyalahin rektor, malah nyalahin kampusnya.
Padahal apa? Ya, kamu tahu sendiri jawabannya.
Terasa, ya?
Perbedaan antara orang yang tidak bertanggung jawab dengan yang bertanggung jawab?
#1. Tingkatkan Kualitas Konten
Makin banyaknya content writer, artinya kamu perlu memiliki diferensiasi dari kebanyakan content writer.
Salah satunya adalah dengan menulis konten yang berkualitas. Kamu bisa menghadirkan konten yang nggak bisa kebanyakan content writer tulis.
Tapi, sayangnya untuk bisa menulis konten yang berkualitas, kamu perlu menulis konten yang tidak berkualitas.
Ini adalah fase menulis yang perlu kamu lalui.
Selain banyak menulis, kamu juga perlu banyak mengonsumsi buku bacaan yang relevan dengan industri yang kamu pilih dan genre yang kam sukai.
Inilah yang membuat tulisan menjadi unik dan autentik (original). Perpaduan up-to-datenya informasi tentang pekerjaan kamu, juga tentang kesukaan dirimu.
#2. Tingkatkan Kepercayaan Diri
“Percaya diri itu soal kompetensi”, ucap Pak Prasetya M. Brata dalam kesempatan kelas Leadership Inside-out.
Kalau kita nggak percaya diri, artinya memang kita belum menguasai bidang tersebut atau keahlian tersebut.
Apa jadinya kalau kita selalu merasa percaya diri, ketika dimintai tolong untuk menyetir mobil, padahal aslinya nggak bisa? Bisa nyampe tujuan rumah sakit. Hehehe.
Tentu saja untuk membentuk kompetensi tidak bisa dilakukan hanya sekali, perlu berkali-kali.
Masih relate dengan poin pertama, hanya saja, kamu perlu pengukuhan kalau kamu memang kompeten.
Bukankah para perusahaan minimal sekali membutuhkan ijazah sebagai syarat kerja? Entah ijazah SMA atau Sarjana. Iya?
Maka, dalam konteks kompetensi, kamu memerlukan certified untuk membantu kamu dipercaya oleh publik dan perusahaan.
Karena certified ibarat ijazah, tanda dan pengakuan kalau kita kompeten.
Jika kamu membutuhkan pengakuan bahwa kamu adalah content writer yang berkompeten.
Kamu bisa ikut certified impactful writer.
#3. Tingkatkan Kredibilitas dengan Buat Blog
Seseorang akan percaya ketika apa yang dikatakannya memang bisa dibuktikan.
Seorang berkata bisa menulis, dan mengaku content writer, tapi nggak bisa menunjukkan hasil kerjanya, kemungkinan ditolaknya lebih besar.
Kredibel itu bisa dipercaya, cara bikin orang percaya kepada kita adalah tindakan dan ucapan selaras.
Kalau kamu ingin menjadi content writer yang kompeten, minimal sekali kamu mesti punya blog pribadi.
Syukur-syukur bisa domaindotcom atau TLD (top-level domain) lainnya. Agar apa? Ya, bisa dipercaya.
Sekarang bayangin apa jadinya kalau tokopedia situsnya bukan tokopedia.com, tapi tokopedia.site?
Wkwkwk, auto nggak percaya kan?
#4. Tingkatkan Pengetahuan Tentang List Building
Ada ungkapan “money is in the list”, hanya saja belum diketahui siapa yang pasti mengatakan itu.
“Maksudnya gimana tuh, Kadika?”
Sepengamatan Kadika, seorang freelance content writer yang underpaid itu kurang inisiatif untuk dapetin jobs, lebih menunggu aja.
Padahal bisa jemput bola, asalkan jelas siapa market yang ingin dibantu.
List building atau membangun list. List yang dimaksud di sini adalah email.
Sepengalaman dulu, meski belum banyak follower, tapi punya blog dan email list, Kadika bisa menjual apa pun yang mereka butuhkan.
“Tapi, kan, nggak semua orang nggak suka dijualin, Kak?”
Iya, betul, itulah kenapa menjual itu ada seninya. Mau kamu selalu antusias ketika menjual?
Kurang-kurangi self-oriented, kita memang butuh uang, tapi bukan berarti menghalalkan segala cara untuk orang lain beli, alias maksa.
Tapi fokuslah menyelesaikan masalah mereka, fokuslah pada kepentingan mereka, dan buat mereka merasa beruntung ketika membeli produk yang dijual.
Ketika membangung list ini bisa dibilang content writer perlu memliki kemampuan CRM (Customer Relationship Management).
“Wah, ternyata content writer zaman sekarang, mesti menguasai selain menulis konten, ya, Kadika?”
Betul, minimal jadi skill pendukung utama, yakni content writing.
“terus, untuk pembahasan list building bisa dibaca dimana Kadika?”
Untuk ini, kita bahas lagi di lain kesempatan, ya.
Yang jelas list building ini salah satu faktor sebuah bisnis untuk terus berjalan. Karena apa? Karena merawat hubungan dengan pelanggan.
Pelanggan di sini adalah klien kamu.
#5. Tingkatkan Income Streams
Kalau selama ini menerima salary dari bekerja di perusahaan atau fee dari agency, udah saatnya melakukan diversifikasi skill.
“wah, maksudnya gimana tuh, Kadika?”
Kalau secara arti menurut KBBI, penganekaragaman, artinya satu skill content writing bisa mendapatkan beberapa income streams, pemasukan selain salary atau fee.
Bisa menulis ebook, membuka jasa private, hingga membuka content placement atau sposored post di blog, juga jasa menulis email marketing.
Meski hanya satu skill, yakni content writing. Kamu berpotensi menghasilkan banyak pemasukan.
Tentu saja kamu perlu belajar lagi, karena kamu perlu melakukan hukum Wilson, “jika kita memprioritaskan pengetahuan dan pemahaman, uang akan terus datang.”
Ketika kita terus belajar, maka, kemudahan hidup—hidup cukup—akan segera datang.
Bahkan dalam program Content Writer Career Guide, disiapkan untuk ini, bagaimana satu skill ini bisa menghasilkan pemasukan lain selain menulis konten sebagai freelance atau bekerja di perusahaan.
Juga ada opsi untuk naik ke level berikutnya, misal, content writing + marketing = email marketer.
Ya, mana tau ingin naik karier sebagai content writer.
Apa Action Selanjutnya?
Kamu bisa mulai rajin membaca, lebih tepatnya memutuskan untuk meluangkan membaca buku yang sesuai dengan industri kamu dan genre yang kamu suka.
Jika kamu ada budget dan butuh banget dengan segera, ya, ikut certified direkomendasikan.
Nggak pun, nggak apa-apa, kembali lagi pada pilihan kamu.
Mulailah bikin blog, meski gratisan juga nggak apa-apa, tapi kalau mau serius dan jadi profesional, ya, mesti merogoh kocek beli domain.
Juga, yang paling simple, tulislah apa yang kamu tau, edit yang kamu bisa, lakukan yang kamu pahami.
Dan, enjoylah dalam berproses, karena kenikmatan bukan saat mencapainya, tapi saat prosesnya mencapai tujuan. Dan yang kita selalu ingat adalah prosesnya. []