Apa Bedanya Content writing dan Copy writing?

A

Jadi, apa bedanya content writing dan copy writing secara dasar?

Kalau content writing untuk mengedukasi dan mengubah persepsi.

Copywriting untuk menarik perhatian dan meyakinkan calon pembeli.

“wah, menarik, bisa didetailkan lagi, kak?”

Boleh, kita akan bagi menjadi media, hasil, dan contohnya, ya?

Apa yang jadi perbedaan mendasar adalah tujuannya, tapi meski berbeda, keduanya sama-sama saling mendukung aktivitas digital marketing.

Keduanya adalah dua hal yang menjadi pondasi digital marketing.

Tanpa content writing dan copy writing nggak akan berjalan dengan baik.

“wah, kok, bisa begitu, Kadika?”

Nah, biar nggak penasaran, bisa baca sampai tuntas, ya?

 

Content Writing dan Copywriting adalah Pondasi Digital Marketing

Sekarang bayangkan, seandainya para SEO specialist mengoptimasi sebuah website, tapi ternyata kontennya nggak pernah update sama sekali.

Apakah bisa optimasi SEO tanpa konten?

Ya, jelas nggak bisa. Inilah peran content writing, agar bisa mengoptimasi sebuah website.

Secara pengertian, content writing adalah segala tulisan yang bertujuan untuk aktivitas marketing—menarik dan memikat audiens.

Entah itu berformat blogpost, ebook, email news letter, dan konten media sosial.

Kalau definisi hubpost, content writing adalah proses menulis, mengedit, dan mempublikasikan konten dalam format digital untuk menjalin interaksi dengan audiens.

Tujuan content writing cuman 2: mengedukasi dan mengubah persepsi.

Sebentar lagi kamu akan tahu, bahwa ternyata content writing dan copy writing saling melengkapi. Tak terpisahkan seperti kamu dan dia, cieeelah. Wkwk.

Jadi meski formatnya ebook, konten media sosial, email news letter, dan blogpost, nggak akan jauh dari 2 tujuan tersebut.

“Lalu, bagaimana dengan copywriting?”

Dalam digital marketing, ada paid traffic alias trafik berbayar, bagaimana kita bisa mendatangkan audiens secara tertarget dengan mengeluarkan budget.

Ya, yang seperti kita ketahui, ada Instagram Ads, Facebook Ads, Google Ads, Tiktok Ads.

Untuk membuat orang berkunjung dan terhenti ketika melihat iklannya, ya, memerlukan copy writing. Tanpa itu, kurang menarik dan memikat.

Karena tujuan copywriting cuman 2: menarik perhatian dan meyakinkan calon pembeli.

Untuk meyakinkan calon pembeli perlu diarahkan ke halaman statis—artinya tidak ada update seperti blog, yang biasa orang menyebutnya, landing page.

Kalau kami lebih suka menyebutnya, sales page, atau halaman penjualan.

Dr. Joe Vitale pernah berkata dalam Hypnotic Writing, “tidak ada halaman penjualan, tidak ada penjualan.”

Karena dalam satu halaman penjualan (sales page), bukan sekadar headline saja, lebih lengkap dari itu.

Karena di dalamnya ada proses menyamakan masalah yang terjadi, harapan yang diinginkan, dan solusi atas harapan itu.

Agar apa?

Tidak terjadi penolakan, dan mau mengikuti keinginan penjual, yakni membeli.

Tentu ini bukan tindakan manipulatif, tapi transfer pemahaman, transfer informasi,

…bahwa apa yang sedang ditawarkan adalah solusi untuk masalah yang mereka sedang hadapi.

Karena copy writing yang efektif menurut Steve Harrison, “copy writing yang efektif adalah yang mendapatkan perhatian mereka dan melakukan apa yang kamu ingin mereka lakukan—beli.”

Kebayang, ya?

Belum lagi tulisan yang ada di email, kalau tujuannya edukasi dan mengubah persepsi, itu peran content writing.

Kalau tujuannya meyakinkan untuk melakukan sesuatu—ada CTA, call-to-action, itu peran copywriting.

“Makin menarik, ini, Kadika. Lanjuttt!”

Oke, lanjut, ya?

 

Media dan Contoh Content Writing dan Copy writing

Agar mengingat lebih mudah, Kadika simpulkan kembali apa saja media dan contoh content writing copy writing.

Media dan contoh content writing:

Blog. Nah ini contohnya di bawah.

contoh content writing blog

 

Social media, seperti instagram, linkedIn, Facebook, Threads, Twitter (X). Contoh content writing dalam instgram.

contoh content writing social media

 

Email news letter, edukasi yang bertujuan engaged dengan audiens.

contoh content writing email news letter

 

Ebook—ini juga bisa digunakan untuk leads magnet, untuk mendapatkan list database email.

 

Media dan contoh copywriting:

Google ads. Karena kami nggak ngiklan di Google Ads, ya, pakai iklan yang popular saja ya? 😀

contoh copywriting google ads

 

Sales page. Ini adalah contoh sales page yang bisa kamu baca.

 

Social media ads. Ini contoh iklan di Instagram.

contoh copy writing instagram

 

Sales email. Nah, ini contoh sales email yang pernah Kadika lakukan.

contoh copy writing sales email

 

 

Apa bedanya sales email dengan news letter? Ada pada tujuannya, seperti yang sudah kita ketahui di awal. Yang paling membedakan adalah adanya CTA (call-to-action).

Makin terasa jelas ya?

 

Hasil dari content writing dan copywriting

Kalau bicara hasil, artinya bicara dampak dari apa yang sudah kita lakukan,

…meski hasil paling umumnya adalah meningkatnya penjualan, tapi untuk mencapai itu ada proses yang peru dilalui.

Hasil content writing:

  1. Meningkatkan brand awareness

Karena adanya edukasi dan mengubah persepsi, orang jadi sadar dengan kehadiran brand atau bisnis yang dioptimasi digital marketing.

  1. Meningkatkan trafik website

Content writing yang ditulis secara benar—menargetkan kata kunci tertentu—akan mendatangkan pengunjung baru, alias audiens baru.

  1. Membantun kepercayaan dan loyalitas

Lewat konten yang ditulis di blog, social media, ebook, hingga email, akan meningkatkan kepercayaan seseorang terhadap brand atau bisnis.

Apa lagi kalau sudah pernah bertransaksi, lalu sering mendapatkan konten yang bermanfaat—valuable—mereka merasa diperhatikan, dan terciptalah loyalitas, jadi langganan.

Hasil copywriting:

  1. Meningkatkan penjualan

Karena meningkatnya pengunjung, potensi meningkatnya orang yang berkunjung ke sales page juga bertambah, dan ini berpotensi meningkatka penjualan.

  1. Mendapatkan leads

Leads atau audiens yang sudah sadar masalah dan sadar solusinya adalah produk yang ditawarkan brand,

…ini tanda audiens sudah yakin dengan apa yang brand tawarkan. Ini efek dari konsistennya content writing mengedukasi mereka.

  1. Meningkatkan konversi

Meningkatnya konversi itu, yang awalnya 100 pengungjun yang beli 10 artinya 10%,

…ketika memaksimalkan peran copywriting, konversi bisa mencapai 20% hingga 30% alias 20 – 30 orang yang beli dari 100 pengunjung.

Bagaimana? Kebayang, ya?

“tapi, aku penasaran, Kadika, kok bisa tak terpisahkan gitu, ya?”

Nah, sebentar lagi kamu akan tahu jawabannya.

 

Kenapa Content Writing dan Copy Writing Tidak Bisa Dipisahkan?

Kamu ingat tujuan content writing mengubah persepsi?

Ya, karena seperti yang dosen Kadika pernah katakan, “suksesnya komunikasi, adanya kesamaan persepsi.”

Jadi orang itu nggak akan langsung yakin dan percaya kalau cuman menghadirkan satu halaman penjualan, tanpa ada konten edukasi.

Karena dengan edukasi, akan terjadinya kesamaan persepsi.

Kalau sudah memiliki persepsi yang sama, akan mudah untuk memersuasi—meyakinkan buat beli.

Content writing itu ibarat air dalam tubuh kita, ya, perannya 70%. Cuman beda konteks saja, content writing konteksnya untuk marketing.

Bayangin saja cuman headline dan sales page doang, mana orang percaya.

Mungkin ada yang percaya, tapi tetap saja mereka akan Googling dulu brand-nya. Hehe.

Tapi nggak jangan khawatir, kamu tetap bisa menguasai keduanya secara sekaligus.

“apa itu, Kadika?”

Ya, inilah solusinya…

 

Certified Impactful Writer adalah Solusi

kursus content writer

Lima tahun yang lalu, perusahaan tempat terakhir Kadika bekerja kesulitan untuk mendapatkan content writer yang kompeten.

Sudah ngiklan ke sana, ke mari, pun tak kunjung mendapatkan hasil.

Hingga Kadika sendiri yang mesti bantuin HRD mencari kandidatnya, ngiklan di akun instagram yang relevan.

Tapi, di satu sisi, Kadika melihat di luaran sana ada banyak content writer yang ready to hire, cuman mereka masih minderan, nggak meyakinkan.

Inilah kenapa CIW hadir sebagai solusi, untuk menjembatani antara perusahaan dengan content writer.

Perusahaan jadi yakin dan percaya sama kompetensi mereka karena ada portofolio dan hasil penilaian—yang mereka dapatkan dalam uji kompetensi CIW.

Mereka juga merasa percaya diri, ketika mendapatkan feedback tertulis dari mentor.

Jadi tahu sejauh mana kualitas tulisan kamu. Tahu mana yang sudah bagus, tahu mana yang perlu improve.

Kini alumni CIW sudah lebih dari 2000an yang tersebar dari beberapa negara di dunia. Mulai dari Malaysia, Uni Emirat Arab, Finlandia, UK, US, Jepang,

Hanya dari Malaysia, yang beneran orang Malaysia, sisanya orang Indonesia yang bermukim di negara tersebut.

Serunya lagi yang ikut itu berbagai kalangan profesi, bahkan produser TV dan presenter TV pun ikutan CIW.

Ivan Kurnia C.IW

Karena mereka sadar, betapa pentingnya content writing dan copy writing untuk menjalankan aktivitas marketing dan komunikasi digital.

Dalam pembelajarannya akan ada 2x live zoom, 6 modu inti yang perlu dibaca, dan 7 hari waktu pengerjaan uji kompetensi.

Persentasenya: 70% content writing, 30% copywriting.

Kalau yang dipelajari copywriting, bagaimana membuat judul content writing yang menarik perhatian, bikin penasaran, menggugah emosi.

Kalau yang dipelajari content writing, mulai bagaimana menulis yang enak dibaca, struktur, komunikatif, interaktif, dan bikin pembaca ketagihan.

Ingatlah kata pepatah tiongkok, “waktu terbaik menanam pohon terbaik adalah 20 tahun lalu. Lalu, waktu terbaik kedua adalah sekarang.”

Tapi, 20 tahun kelamaan, ya, belajar content writing dan copy writing itu ibarat menanam padi,

…3 bulanan sudah bisa panen, sudah bisa merasakan nikmatnya menguasai content writing dan copy writing.

Jadi kamu bisa ikuti pelatihan content writer dan sertifikasi content writer ini,

…agar skill kamu makin terakselerasi dan dibutuhkan di dunia kerja yang makin kompetitif.

Sebab jadi C.IW kalau jadi content writer bisa menjual. Kalau jadi copywriter bisa nulis konten.

Karena walau bagaimanapun perusahaan dan brand, menginginkan seseorang yang bisa keduanya. Mereka suka kalau hire orang, bisa ‘bundling’ skill, yakni content writing dan copywriting.

Gimana? Udah siap?[]

About the author

Dwi Andika Pratama

Founder ImpactfulWriting® | Mentor CertifiedImpactfulWriter.com | Writing 33 Ebooks in 4 Years and Total Downloaded 35.000+

By Dwi Andika Pratama

Recent Posts

Recent Comments

Archives

Categories