“AI nggak akan menggantikan manusia. Tapi, manusia yang pakai AI akan menggantikan mereka yang nggak pakai.” – Jensen Huang, CEO Nvidia
Kutipan di atas sering muncul di dunia digital. Pernah baca atau denger?
AI memang berkembang pesat, dan ada ketakutan bahwa teknologi ini akan mengambil alih pekerjaan content writer.
Tapi, tenang dulu.
Apakah content writer benar-benar terancam? Apakah masih relevan jadi content writer?
Jawabannya: relevan banget!
Tapi, kamu harus beradaptasi. Nah, berikut ini 10 cara supaya content writer tetap eksis di tengah gempuran AI.
1. Kuasai Skill yang Tidak Bisa Dilakukan AI
“Emosi adalah satu hal yang membuat manusia saling terhubung dan memahami.”
AI bisa menulis artikel dengan cepat, tapi ia nggak punya emosi.
Kamu bisa fokus pada storytelling, gaya bahasa yang personal, dan tulisan yang menyentuh hati pembaca.
Jadi, asah skill ini untuk menciptakan koneksi lebih dalam dengan audiens. Siap, ya?
2. Pahami dan Gunakan AI sebagai Alat, Bukan Pesaing
“AI adalah alat yang membantu memudahkan pekerjaanmu, bukan menggantikan pekerjaanmu.”
AI seperti ChatGPT bisa membantu mempercepat riset, menemukan ide, atau membuat outline.
Tapi, kamu tetap memegang kendali untuk hasil akhirnya. Anggap AI sebagai asisten, bukan pengganti.
Sepakat, ya?
3. Fokus pada Editing dan Kurasi
“AI bisa bikin tulisan. Tapi, hanya manusia yang bisa bikin tulisan itu jadi masterpiece.”
Belajar jadi editor yang handal.
Kamu bisa memanfaatkan AI untuk draf awal, tapi polesan akhir tetap di tanganmu.
Kualitas akhir artikel itu kuncinya!
Seperti kata penulis, Jodi Picoult, “Anda bisa mengedit halaman buruk, tapi tidak bisa mengedit halaman kosong.”
Hasil ChatGPT memang belum 100% sempurna, maka ini peranmu membuatnya menjadi mahakarya—karya terbaik.
4. Tambah Pengetahuan di Niche yang Spesifik
“Spesialisasi membuatmu makin dibutuhkan. Namanya juga spesial. 😂”
Semakin spesifik keahlianmu, semakin sulit digantikan AI.
Misalnya, menulis konten di bidang kesehatan, teknologi, atau keuangan.
Cari niche yang kamu suka dan kuasai topiknya.
Inilah pentingnya memilih niche yang kita kuasai dan sukai, agar kita bisa menulis secara mendalam dan memiliki kredibel ketika mempublish tulisannya.
5. Bangun Personal Branding
“Personal branding adalah aset terbesar di dunia digital.”
Aktif di media sosial, tunjukkan portofoliomu, dan bagikan insight yang kamu miliki.
Dengan personal branding yang kuat, klien atau perusahaan akan lebih percaya padamu dibandingkan sekadar menggunakan AI.
Terkadang bukan apa yang ditulis, melainkan siapa yang menulis yang bikin tulisan itu makin impactful.
6. Pelajari Tren Digital
“Mereka yang tahu tren, tahu arah pasar.”
Selalu update dengan perkembangan dunia digital.
Pelajari SEO terbaru, algoritma media sosial, atau tren content marketing.
Dengan begitu, kamu tetap relevan dan bisa menawarkan solusi terkini.
Maka dari itu, penting memiliki fleksibel dalam belajar, biar terus menyerap perkembangan terkini.
7. Asah Skill Empati
“Empati adalah kekuatan super yang tak bisa ditiru AI.”
Pahami kebutuhan pembaca dan klienmu.
Tulisan yang dibuat dengan empati akan lebih “mengena” dibandingkan artikel yang hanya sekadar informatif.
Empati ini bikin pembaca merasa dimengerti, “wah, gue banget, nih”.
8. Kembangkan Gaya Menulis yang Khas
“Gaya bahasa adalah pembeda antara penulis dengan penulis lainnya.”
Cari dan kembangkan gaya menulis yang mencerminkan kepribadianmu.
Gaya menulis yang unik akan membuat artikelmu menonjol di antara ribuan tulisan generik yang dibuat AI.
Udah saatnya jangan males-males lagi buat terus menulis, karena dengan terus menulis, kamu akan makin merasakan gaya penulisanmu seperti apa.
9. Tetap Belajar dan Beradaptasi
“Penulis adalah pada dasarnya pembelajara seumur hidup” – Ernest Hemingway
Dunia terus berubah, begitu juga dengan kebutuhan pasar.
Selalu asah skill-mu, baik itu menulis, marketing, atau bahkan teknologi seperti AI.
Dengan terus belajar, kamu nggak akan ketinggalan zaman.
Kami dengan tim sudah menemukan celah untuk melejit menggunakan ChatGPT. Dan materi ini sudah kami update dalam program Certified Impactful Writer.
Kamu bisa menguasai skill menulis + ChatGPT. Sangat menguntungkan bukan?
10. Jadilah Solusi, Bukan Sekadar Penulis
Di era AI, content writer yang bertahan adalah mereka yang memberikan solusi, bukan sekadar menghasilkan tulisan.
Mulailah beroikir sebagai problem solver—bagaimana tulisanmu bisa membantu audiens mencapai tujuan mereka?
Siapa yang bisa menghadirkan solusi dari apa yang dirasakan audiens, ia-lah yang akan lebih banyak melayani.
Lebih banyak melayani = income mengikuti. Makin tercukupi. Iya? Aamiin. Hehe…
Kesimpulan
AI memang sedang “gempur-gempurnya”, tapi bukan berarti kamu harus menyerah.
Justru, inilah waktunya untuk naik level dan membuktikan bahwa manusia dengan empati, kreativitas, dan kemampuan adaptasi tetap jadi pemain utama di dunia content writing.
Jadi, siap untuk jadi content writer yang lebih tangguh?