17 Sisi Lain Content Writing untuk Freelancer dan Indiepreneur Agar Terus Dapat Repeat Order

1

“Jika ingin uang, fokuslah menjawab pertanyaan, ‘apa manfaat yang bisa kuberi’?” ~ Dwi Andika Pratama on Money Mindset for Writers

Kamu berniat menjadi freelancer atau indiepreneur?

“lho, emang apa bedanya, Kadika?”

Gini, inti freelancer itu kamu punya skill apa, bisa menyelesaikan masalah apa?

Kalau indiepreneur itu kamu punya produk apa, bisa menyelesaikan masalah apa?

“oh, jadi bedanya ada di jasa dan produk, ya, kadika?”

Ya, betul.

Kalau kamu siap dibayar mahal dari kerja yang kamu lakukan, jadi freelancer adalah solusi.

Kalau kamu siap menghasilkan banyak profit dari sebuah produk yang kamu buat, jadi indiepreneur solusi.

Kamu tertarik bisa menghasilkan banyak uang?

Teruslah membaca, nanti Kadika akan bocorin bagaimana jadi freelancer dan indiepreneur yang terus dapat repeat order, penasaran? Wkwk…

Menariknya kedua identitas profesi tersebut membutuhkan skill dasar yang perlu dimiliki, yakni content writing.

Content writing meski terdengar sederhana, tapi skill ini bisa bisa dikatakan jantungnya digital marketing. Tanpa ini, nggak akan berjalan.

Lho, bagaimana mau bikin campaign, kalau kontennya saja nggak ada. 😀

 

Content Writing di Tangan Freelancer? Ternyata Bisa Melakukan 8 Aktivitas Ini!

Ketika kamu menjadi freelancer, atau pekerja lepas apa pun nanti jenis skill yang kamu tawarkan dan dapat membantu menyelesaikan masalah mereka.

Skill content writing yang kamu kuasai akan membantu 8 aktivitas ini.

 

#1. Merawat Hubungan dengan Klien

Ketika kamu terbiasa menulis, kamu akan menulis untuk klien. Entah melalui media email newsletter, laporan berkala, dan update project.

Karena ini menciptakan loyalitas terhadap klien, mereka merasa diperhatikan. Tidak dipandang sebagai mesin uang. Hehe…

 

#2. Membangun Personal Branding

Dengan konsisten menulis konten, seorang freelancer bisa dipersepsikan sebagai ahli dibidang tertentu,

…dan mereka akan menyadari bahwa kamu memang pekerja profesional yang siap dihire.

 

#3. Berkomunikasi dengan Klien

Apa bedanya merawat hubungan dengan berkomunikasi dengan klien? Tentu saja isi yang membedakan.

Karena kamu sudah terbiasa menulis secara terstruktur, ketika kamu berkomunikasi melalui tulisan,

…hasilnya komunikasinya jadi jelas dan profesional—nggak alay kayak lagi chattingan. Wkwk.

 

#4. Memasarkan Jasa Freelance

Sudah pasti, apa pun skill yang kamu miliki, untuk mendapatkan klien, kamu perlu memasarkan. Bukan duduk diam dan scrolling, lalu klien datang.

Cara memasarkannya juga mudah, bisa mulai dari membahas masalah mereka, sesuatu yang mereka harapkan, hingga studi kasus yang kamu lakukan—di luar project klien.

Karena content writing is the marketing, inget di blog post sebelumnya?

Bahwa inti pemasaran adalah perubahan persepsi, cara mengubah persepsinya dengan content writing.

Sebab, terjadinya transaksi karena adanya kesamaan persepsi.

 

#5. Dijadikan Skill untuk Jasa

Kalau nggak tahu skill apa yang ingin ditawarkan, ya, bisa menawarkan skill content writing itu sendiri.

 

#6. Mengedukasi Calon Klien

Ini adalah aktivitas yang bikin klien makin percaya sama kamu,

…selain mulai satu persepsi dan frekeuensi, mereka jadi percaya karena kamu menulis yang relate dengan mereka.

Misal kamu freelance untuk web design, nah, kamu menulis tentang “Kenapa kita diremehkan atau sulit dipercaya orang lain?,

…salah satu sebabnya adalah kita nggak kredibel, nggak ada web yang bisa dibaca, kalau pun ada web, desainnya nggak profesional.

Ini bisa bikin mereka jadi kecantol, “iya juga, ya…”

“kok kadika tahu, sih?”

Ya, jelaslah, wkwk, wong Kadika pernah menjalani sebagai Freelance Web Designer.

 

#7. Menemukan Calon Klien

Lewat konten yang kita tulis di media blog, ini berpotensi menemukan mereka.

Karena kita memaksimalkan channel untuk makin terlihat oleh banyak orang—market potensial.

 

#8. Dibuat portofolio

Ini berkaitan dengan menjadikan content writing sebagai skill untuk freelance, maka penting untuk membuat portofolio.

Agar apa? Mereka yakin.

“ternyata bikin orang yakin itu banyak sudut pandangnya, ya?”

Betul, memang begitu sebaiknya. Agar orang mau memercayakan masalahnya diselesaikan oleh kita.

 

 

Content Writing di Tangan Indiepreneur? Ternyata Bisa Melakukan 9 Aktivitas Ini!

Kalau kamu nyaman melayani orang lain dengan produk yang kamu ciptakan,

…entah itu ebook, software, atau apa pun yang memudahkan hidup orang lain, ya, boleh jalani peran ini.

“Kok ebook termasuk produk, kadika?”

Yes, karena ebook itu bisa memberikan solusi untuk sebuah masalah. Kamu bisa baca lagi The Secret of Ebook.

Kalau yang sudah ikut Super Impactful Writer, sih, tinggal cek member area lagi, kan sudah termasuk bundling. 😀

Oke, lanjut, ya. Content writing di tangan Indiepreneur ini seperti tank bisa melancarkan segala jalan.

Apa saja?

 

#1. Meningkatkan visibilitas pencarian

Ini jelas, agar mereka sedang mencari solusi, ketemulah produk kamu.

Misal: orang mencari pelatihan content writer. Nah, munculnya ImpactfulWriting.com.

Munculnya di halaman satu itu adalah visibilitas pencarian.

 

#2. Meningkatkan kepercayaan

Ketika kamu menulis sesuatu yang relate untuk calon audiens,

…memberikan perspektif yang menghubungkan antara masalah dengan solusi yang kamu berikan, ini bikin orang percaya.

 

#3. Membangun kredibilitas

Melanjutkan apa yang ada di poin dua, hanya saja dosis kontennya ditingkatkan, dan konsisten membuatnya, agar apa? Kredibel.

Terus, menulis apa yang sudah dilakukan, itu juga bikin orang makin yakin dengan kita kalau kita kredibel.

Menulis sesuai keahlian kamu juga cara meningkatkan kredibilitas, apa lagi tulisannya berdampak, orang nggak akan ragu lagi.

Inilah juga alasan kenapa program Certified Impactful Writer,

…selain identitas profesinya berpengaruh untuk meyakinkan publik, juga cara menulisnya yang bikin orang jadi kredibel.

 

#4. Mengomunikasikan ide

Bukan sekadar promosi dan mengubah persepsi audiens, tapi juga mengomunikasikan tujuan dan misi dari hadirnya kamu dan produk yang kamu ciptakan.

 

#5. Mengedukasi audiens

Sering-sering update konten yang edukatif dan informasi juga cara menambah untuk diri mereka. Yang penting adalah helpful dan impactful.

#6. Membangun loyalitas

Lewat konten yang berfeadah dan berbobot seseorang bisa jadi senang dengan konten tersebut, yang sebenarnya itu jadi tabungan energi untuk kita.

Ketika nanti ada produk apa, mereka berpotensi beli, atau minimal merekomendasikan ke teman terdekatnya.

 

#7. Menciptakan produk

Yups, salah satunya ada ebook, seperti yang disebut di awal, bahwa ebook bisa jadi solusi yang menjawab masalah.

Ebook bisa jadi produk yang profitable, alat marketing yang poweful.

 

#8. Memasarkan produk

Kalau mau sudah baca Writer’s Growth Circle, bahwa agar menjadi penulis yang bertumbuh, yakni mesti memasarkan apa yang kamu tulis.

Menariknya, dengan content writing saja kamu bisa memasarkan produk kamu.

Cara yang paling sederhana, adalah menulis artikel gimmick.

Misalnya: 4 cara menjemput jodoh meski tanpa pernah bertatap muka, nah, poin keempatnya ada ebook yang kamu tawarkan.

Ini yang dimaksud content writing is the new copywriting, karena lebih soft, dan meyakinkan.

 

#9. Membangun brand

Kesuksesan indiepreneur adalah ada pada brand,

…dan apa yang diakukan sebelum poin ke-9 ini adalah hal-hal yang akan membentuk persepsi dan pengalaman audiens.

Sederhananya, kamu itu ingin audiens merasakan apa ketka berinteraksi dengan brand kamu?

Fuih, panjang juga, ya.

Nggak terasa kita sampai pada janji Kadika.

 

Rahasia Agar Terus Repeat Order

“Buatlah orang lain merasa beruntung ketika bertransaksi dengan kita.” – Donald Miller on Business Made Simple

Caranya?

Penuhi kepentingannya. Berikan di atas ekspektasi.

“seriusan dua itu saja Kadika?”

wkwkwk, buset, iyaaa… tapi meski dua doang, tapi turunannya ada lagi.

Bagaimana kita bisa memenuhi kepentingan mereka? Ya, memahami kebutuhan dan masalah mereka.

Terus, bagaimana pelayanan after salesnya kita, tanya ada kendala apa, tanpa kita meminta biaya tambahan.

Terus, ada update program, ini yang bikin mereka loyal, dan mau beli lagi.

Ini juga rahasia yang dilakukan Impactful Writing, terus memberikan update kepada mereka.

Pssttt.. ya, ketauan, deh.

Nggak apa-apa, yang penting kamu bisa menjalani ini dengan baik.

Yang penting adalah bagaimana servicenya kamu, kalau freelancer, ya, tawarkan bantuan secara sukarela.

Kalau indiepreneur, kasih update yang mereka bisa dapat secara cuma-cuma.

 

 

Apa Setelah Ini?

Ya, tentukan kamu ingin melayani mereka dengan apa?

Jasa?

Atau produk?

Dengan skill?

Atau hasil jadi?

Tapi, semua itu tidak mudah dijalani kalau nggak ada basic skillnya, yakni content writing.

Semua pengetahuan bisnis, marketing, nggak akan running kalau nggak bisa writing.

Maka, saran Kadika dari sekarang mulai bangun content writing skill.

Nggak mesti ikut Certified Impactful Writer, kok, kalau kamu siap melatih setiap hari, ya, lakukan.

Certified Impactful Writer hanya menawarkan jalan pintas untuk naik kelas dan membangun kredibilitas.

Karena menurut Kadika cara cepat menguasai skill adalah mendapatkan feedback dari apa yang kita lakukan.

Feedback ini ibarat melompati anak tangga, misal kamu ingin naik ke 100 anak tangga.

Nah, feedback ini mungkin bisa melompati 30 sampe 50 anak tangga secara sekaligus.

Meringkas waktu trail dan error kamu.

Tapi, ya, itu tadi apakah kamu rela menular uangmu sebesar 329K untuk benefit 2 hari zoom 6 modul inti, identitas profesi (nama, C.IW, ini yang bikin publik jadi greget, wkwk.), feedback tertulis, email bisnis, dan masih banyak lagi.

Tapi, kalau kamu siap membayar lebih mahal—karena banyak percobaan—dengan waktu yang lebih lama, ya, it’s okay.

Semoga blogpost ini membantu kamu, ya. Selamat berproses.[]

About the author

Dwi Andika Pratama

Founder ImpactfulWriting® | Mentor CertifiedImpactfulWriter.com | Writing 33 Ebooks in 4 Years and Total Downloaded 35.000+

By Dwi Andika Pratama

Recent Posts

Recent Comments

Archives

Categories